Kamis, 15 Juni 2017

Para Penjaga Lembaran Suci

*) Ibnul Qayim
Dosen IPB. Pengalaman seleksi calon mahasiawa IPB lewat Jalur PIN

Hari ini saya melihat daftar dan berkas 61 orang calon mahasiswa IPB yang hafal Al Qur'an, dari Aceh hingga Indonesia Timur.  Satu per satu saya lihat dokumen dan juga fotonya, mereka anak anak muda penjaga Al Qur'an yang akan membetulkan jika Imam salah baca dalam shalat, yang akan mencatat jika Al Qur'an salah cetak.  Tak terasa air mata saya mengalir,  mereka hafal 30 juz, saya tak fasih dan tak hafal juz 30.

Tiap mereka melampirkan sertifikat Hifdzul Qur'an, ada yang dikeluarkan pondok, ada dari Imam di Sudan dan Oman, ada juga dari salah satu Bupati dengan keterangan, telah diuji di Kementrian Agama setempat.  Awalnya saya ingin menguji hafalan mereka sambil teleconference, saya memegang mushaf, mereka memejamkan mata, namun nyali saya ciut berhadapan dengan wajah polos lulusan SMA atau Madrasah tersebut.  Jangan-jangan saya yang layak diuji mereka. 

Saya lihat raport mereka tak hanya nilai Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi, (Mafikib), yang nilainya bagus bagus, juga beberapa melampirkan sertifikat juara olimpiade sains, dan yang lebih berat, bagus pula nilai pelajaran : Nahwu, Sharaf, Balaghah, Tafsir, Ushul Fiqh, Mustala Hadits, Muthala"ah, Muhadasah dan Mantiq.  Beberapa raport ditulis dengan "arab gundul".  Kalau saya paksakan "ngetes" mereka,  mungkin ibarat "pelepah memberi nasihat ke mayang, agar berpegangan supaya tak jatuh", atau laksana "punya kail panjang sejengkal, dalam laut hendak diduga".  Memalukan, dan tak tahu diri.

Akhirnya kami kembangkan cara lain untuk mengukur, ditambah dengan mempertimbangkan portofolio sekolah, ambang batas nilai raport, minat prodi dan daya tampung prodi, seperti pengalaman IPB lebih dari  30 tahun memilih calon mahaaiswa, maka:  .... setelah hampir 5 jam dengan berkeringat dan selalu istighfar terpilih juga calon mahasiswa IPB tahun 2017/2018, lewat jalur ini. 

Selamat anak anaku yang terpilih, kami bangga kalian menjadi warga kami di kampus, bantu kami untuk belajar juga Al Qur'an dan penerapannya.  Bagi kalian yang tak terpilih jadi mahasiswa IPB, selamat juga berkiprah di kampus lain atau kehidupan masyarakat yang lebih luas. Maafkan kami dan khususon, maafkan kedangkalan ilmu saya,  jika keputusan ini salah dan tak adil, karena  keadilan sejati hanya milikNya. 

Ijin untuk tahun depan Pak Rektor, jangan tunjuk saya lagi sebagai penyeleksi, berat, tak mampu si Fakir dan Pandir ini memikulnya. Tabik Pak.

Bogor, 14 Juni 2017 M
19 Ramadhan 1438 H

** Tanpa penghafal al quran aja IPB udah jadi pesantren sejak dulu.... Lha apa jadinya kalo tiba2 puluhan penghafal alquran masuk sekaligus di byk fakultas.... apalagi kalo bbrp dari mereka nanti jadi dosen dg disiplin ilmu yg bermacam2.... ngeerriiii.....

1 komentar:

  1. Alhamdulillah Masyaallaahh penyeleksi dan peserta seleksi yang luarbiasa. Barakallaahu fikum...

    BalasHapus