Jumat, 16 Juni 2017

Kemerdekaan

Ada yang menarik ketika kita membaca kembali Alinea 3 Pembukaan UUD 1945. Apalagi dalam suasana 17-an seperti hari ini. Para pendiri bangsa kita memiliki kesimpulan yang unik tentang kemerdekaan kita. Sangat filosofis. Jika founding fathers ditanya, mengapa Indonesia merdeka? Jawabnya ada dua.Pertama, Atas berkat rahmat Allah Yg Maha Kuasa; dan kedua, Keinginan luhur untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas. Karena itu, pertanyaan tentang kemerdekaan hari ini bukanlah "merdeka dari apa", melainkan "merdeka untuk apa" dan "merdeka untuk siapa"?

Kita sudah merdeka dari penjajahan, saatnya kita merdeka untuk mewujudkan bangsa yang adil, makmur dan sejahtera. Saatnya kita merdeka untuk memperjuangkan kepentingan nasional kita di panggung dunia. Indonesia harus jadi subyek dalam percaturan politik global.

Kemerdekaan kita didorong oleh keinginan luhur. Karenanya, harus menghasilkan sesuatu yang luhur pula. Sesuatu yg luhur, apakah itu keadilan, kesejahteraan atau kebebasan, harus diwujudkan dengan cara yang baik. Indonesia tidak mengenal "tujuan menghalalkan cara". Kita percaya "tujuan yang baik ditempuh dengan cara yang baik pula."

Founding fathers menyadari bahwa puncak kemerdekaan adalah kemanusiaan. Manusia merdeka dapat bertindak untuk dirinya dan orang lain. Manusia merdeka tidak takut kehilangan, malah selalu ingin memberi yang terbaik. Marilah kita menjadi manusia merdeka, mulai dengan memerdekakan hati dan pikiran kita. Proklamasi kemerdekaan 17 08 1945 telah melahirkan manusia baru, manusia Indonesia merdeka. Kini saatnya kita gagas bersama, manusia baru seperti apa yang dibutuhkan Indonesia pada abad ini dan seterusnya.

Secara alamiah bisa jadi dekade depan, kita sudah tidak menjumpai lagi mereka yang ikut berjuang ditahun 1945. Manusia pejuang 45 akan berubah dari manusia fisik menjadi narasi dan gagasan. Kita hanya bisa bertemu dibuku-buku sejarah. Itu proses yang alamiah. Saatnya kita berpikir, mau apa kita dengan manusia Indonesia 2016 kedepan?

Harus ada rancangan software dan "operation system" yg relevan dengan perubahan zaman, tanpa melupakan keindonesiaan. Gagasan baru, narasi baru, dan manusia baru. Itulah pekerjaan "menjadi Indonesia" ke depan. Semoga Allah selalu memberi rahmat dan berkah-Nya kepada Indonesia, memberi keberanian berpikir dan bertindak kpd manusia Indonesia.

Kobarkan semangat Indonesia!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar