Jumat, 30 November 2018

Judul buku

1. MERANGKAI CITA DI SCOUTNEMA
2. SCOUTNEMA dan Kalimat-kalimat yang Belum Selesai
3. (Kisah Ini Sengaja Tidak Saya Beri Judul)
4. Penghianatan dalam organisasi
5. LANGKAH
6. Nostalgia
7. Catatan Pendek untuk Cerita yang Panjang
8. A Gift of God
9. Smanema, Scoutnema dan Cita-cita
10. RASAKU
11. Lingkaran Persaudaraan
12. Kisah kasihku di Scoutnema
13. Seorang Pramuka Penegak yang Tidak Terlalu Tegak
14. “Dua Jalan”
15. Ceritaku
16. *Rek ..Pulanglah !! sebagai apapun dirimu.*
17. Paksaan (sebuah perjalanan menentukan pilihan)

Rabu, 16 Mei 2018

Membina Pramuka Penegak

Pramuka penegak adalah kader - kader pembina yang mempunyai tugas untuk membangun Indonesia. Sehingga seorang pembina pramuka penegak akan memiliki tugas yang lebih berat.

Membina pramuka penegak tentu berbeda dengan penggalang. Penegak sudah harus mandiri karena sudah dipersiapkan untuk menjadi kader pembina. Oleh karena itu, jangan sampai mengulang metode latihan penggalang.

Materi latihan pramuka penegak dan penggalang memang tidak jauh berbeda. Yang membedakannya ialah jika pramuka penggalang hanya mempelajari dasarnya sedangkan penegak lebih mendalam.

Namun masih banyak pembina yang memberikan materi kepada penegak secara mendasar saja.
Kebiasaan memberikan materi kepada penegak dengan mengulang materi penggalang sehingga terkesan monoton.

Seharusnya ini tidaklah boleh terjadi dalam membina penegak.

Cara menyampaikan kepada pramuka penggalang dan penegak tentu akan berbeda. Misalnya saja dalam menyampaikan tentang materi Tekpram (SMS, Semaphore, Tali temali/Pionerring, Kompas, dll), Kepada penggalang mungkin bisa saja hanya menyampaikan dasar - dasar teori dan praktek penyajiannya saja. Tapi jika untuk penegak harus lebih dari teori dasarnya dan prakteknya saja. Penegak harus bisa memahami akan kebutuhan dan manfaat dari Tekpram tsb dalam kehidupan sehari - hari dan untuk bisa ikut serta membangun Masyarakat.

Jangan selalu pembina yang menyampaikan

Pramuka penegak harus bisa melakukan latihan dari, oleh, dan untuk penegak. Hal ini karena usia penegak sudah bisa mandiri. Penegak tidak lagi harus menerima materi kepramukaan dari pembina. Pembina tidak perlu menjelaskan seperti halnya saat melatih penggalang.

Apabila pembina yang selalu menyampaikan materi, ini akan membuat penegak merasa bosan dan tidak mandiri. Cobalah untuk memberikan tugas yang berbeda kepada penegak. Untuk menyampaikan materi kepramukaan yang berbeda setiap kali latihan.

Sehingga akan tumbuh jiwa kepemimpinan dari penegak itu sendiri. Dengan diberikannya tugas untuk menyiapkan materi kepada penegak. Membuat penegak selalu mencari dan mempelajari materi yang akan disampaikan kepada penegak yang lain.

Penegak yang sudah diberi tugas oleh pembina harus bisa pula menyampaikan materi kepramukaan kepada penegak yang lain. Tidak hanya menyampaikan, tapi harus bisa pula menciptakan diskusi antar anggota penegak.

Tujuannya agar penegak lebih aktif dalam menyampaikan pendapatnya dan akan lebih mudah pula untuk memahami tentang kepramukaan. Sehingga latihan pun tidak akan terkesan monoton.

Pembina penegak tidak harus selalu ikut terjun dalam membina dan mengikuti latihan rutin. Seorang pembina justru harus membiarkan penegak aktif sendiri agar menjadi mandiri dan terbiasa untuk memimpin. Meskipun dibebaskan, pembina harus tetap mengontrol dan memantau sudah sejauh mana perkembangan yang dicapai anggotanya. Tegur jika melakukan hal yang salah dan jangan sampai dibiarkan begitu saja.

Minggu, 15 April 2018

MENGENANG BAPAK PRAMUKA INDONESIA Oleh: Adhyaksa Dault, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

HARI ini 12 April, tepat 106 tahun lalu beliau lahir. Ratusan orang tadi malam berkumpul di Pagelaran Keraton Yogyakarta menyebut nama dan mengenang pengabdiannya.

Ia adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX, kami di Gerakan Pramuka biasa memanggilnya Kak Sultan. Perjuangannya diakui sebelum dan setelah kemerdekaan Indonesia, sehingga pantas ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional dan Bapak Bangsa Indonesia. Di dunia ini, banyak orang berharap uang, pamrih dari jabatan, namun tidak dengan Kak Sultan.

Di awal kemerdekaan misalnya, Kak Sultan menyumbang 6,5 juta Gulden untuk membiayai kebutuhan pemerintah Indonesia di masa-masa yang teramat sulit. “Yogyakarta sudah tidak punya apa-apa lagi, silahkan lanjutkan pemerintahan ini di Jakarta,” ucap Kak Sultan ketika menyerahkan uang tersebut. Hal ini membuat Presiden Soekarno tak sanggup menahan air matanya.

Berdiri dan hidupnya Gerakan Pramuka di 34 Provinsi, 514 Kota/Kab, hingga seluruh kecamatan, kelurahan dan sekolah-sekolah di Indonesia, bahkan di luar negeri hari ini tidak terlepas dari peran Kak Sultan. Sebelum organisasi ini berdiri misalnya, Kak Sultan menjadi Panitia yang merumuskan AD/ART dan Pembentukan Gerakan.

Setelah diamanahi sebagai Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka oleh Presiden Soekarno pada 1961, Kak Sultan langsung bekerja. Kak Sultan mengimbau agar setiap Provinsi membentuk Kwartir Daerah. Imbauan ini disambut baik oleh seluruh Provinsi. Perlahan namun pasti Gerakan Pramuka menjadi pilihan utama pembentukan karakter generasi muda di berbagai daerah, dengan ciri khas kegiatan luar ruangannya yang membahagiakan anak-anak Indonesia.

Geliat Gerakan Pramuka juga tampak di luar negeri berkat jasanya. Surat Kak Sultan kepada Komisaris Eksekutif World Scout Conference Mr. GR. Padolina mendapat respon positif. Ia merespon dengan mengunjungi kantor Kwarnas pada 17 Oktober 1967. Pada hari itu juga, dilangsungkan upacara pengibaran tiga bendera, yakni bendera WOSM, Gerakan Pramuka, dan merah putih. Ini menjadi simbol mulai saat itu Gerakan Pramuka terlibat aktif di setiap kegiatan organisasi kepanduan se-dunia.

Dalam berbagai forum dalam kancah internasional, Gerakan Pramuka aktif tampil memberikan ide-ide segar. Kak Sultan menyampaikan Renewing of Scouting pada 23rd World Scout Conference di Tokyo tahun 1971. Prasaran tersebut diapresiasi organisasi kepanduan dunia, UNICEF, FAO, dan lain-lain.

Kak Sultan sosok yang ikhlas mengabdi di Gerakan Pramuka. Ia juga rela mengeluarkan banyak materi untuk kemajuan Gerakan Pramuka. Saat menjabat sebagai Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Kak Sultan juga pernah menyerahkan satu unit mobil sedan Holden Statesman miliknya. “Silahkan dilelang mobil ini, dan hasilnya masukkan ke kas panitia,” ujar Kak Sultan kepada panitia penggalangan dana Gerakan Pramuka pada 1974.

Pantas, Kak Sultan banyak diberikan penghargaan oleh berbagai lembaga, baik dalam negeri maupun luar negeri. Boy Scouts of America pada 1973, misalnya, memberikannya penghargaan Silver World Award. World Scout Berau pada 1974 memberikannya penghargaan tertinggi yaitu Bronze Wolf Award. Di Munas Gerakan Pramuka tahun 1988 di Dilli, Timor-Timor (kini Timor Leste), Kak Sultan mendapatkan penghargaan tertinggi di Gerakan Pramuka berupa Lencana Tunas Kencana. Ia juga mendapatkan gelar Bapak Pramuka Indonesia.

Zaman telah berubah, namun syarat kemajuan organisasi tetap tidak bisa berubah sampai kapanpun, yaitu keikhlasan pemimpinnya. Keikhlasan tersebut telah ditanamkan oleh Kak Sultan sejak berdirinya Gerakan Pramuka.

Hari ini kita dapat menyaksikan di seluruh wilayah NKRI, ratusan ribu bahkan jutaan Pramuka dengan ikhlas turun ke jalan sebelum dan sesudah lebaran dengan tujuan: melancarkan mudik, membantu pemerintah, membahagiakan masyarakat, di stasiun kereta api, bandar udara, terminal bis, pelabuhan, di jalan raya, di pasar-pasar, dan lain-lain.

Pramuka adalah relawan-relawan tangguh yang selalu hadir saat hari-hari besar keagamaan, kebakaran hutan, kecelakaan, dan bencana alam di Indonesia. Lima tahun terakhir ini, bahkan Pramuka ikut membantu bencana alam dan masalah kemanusiaan di Myanmar, Nepal, Somalia, Sudan, Sudan Selatan, Kenya, Ethiopia, Afrika Tengah Uganda, Kongo, Angola, Nigeria hingga Suriah dan Palestina.

Ada ratusan ribu Pramuka yang saat teman-teman seusianya merayakan malam pergantian tahun, namun Pramuka justru sibuk di jalan melawan debu demi lancarnya lalu lintas. Pramuka dan keikhlasan adalah dua kata yang sampai kapanpun tidak bisa dipisahkan.

Di usia Gerakan Pramuka yang ke-57 pada 14 Agustus tahun ini, tantangannya semakin beragam. Generasi hari ini perlu visi kuat serta akhlak yang baik. Salah satu metode paling efektif dalam pendidikan budi pekerti adalah dengan menyampaikan fakta-fakta keteladanan dan keikhlasan. Fakta-fakta tersebut ada dalam rekam jejak Kak Sultan, Bapak Pramuka Indonesia, Bapak Bangsa Indonesia. Salam Pramuka.

Senin, 09 April 2018

Berkualitaslah Pembina Gudep

Kehebatan gugusdepan bukan terletak pada bagus tidaknya fasilitas yang ada, tetapi lebih didukung oleh kehebatan pembinanya. Jika pembina gudep itu kuat dasar kepramukaannya, pandai merencanakan program binaan, inovasi dalam menerapkan kepembinaan, dan tepat dalam mengevaluasi program, tentu gudep yang dibinanya akan membuahkan hasil pendidikan kepramukaan yang hebat.

Gudep yang baik bukan tujuan. Gudep yang baik hanyalah sarana untuk mencapai tujuan. Untuk menjadi gudep yang baik diperlukan pembina yang baik pula. Gudep yang baik tentu akan menyamankan peserta didik dalam berkegiatan.

Pembina yang berkualitas itu ya pembina yang baik. Dia yidak pilih kasih karena semua peserta didik sama di hadapannya. Semua peserta didik berhak untuk mendapatkan penghargaan TKU manakala sudah menempuh SKU. Standar SKU selalu disesuaikannya dengan kondisi dan kemampuan peserta didiknya. Pembina berkualitas tidak pelit TKU dan juga tidak murahan dalam pemberian TKU maupun TKK.

Pembina berkualitas selalu ditandai oleh (1) mau belajar terus menerus karena perkembangan ilmu tidak ada habisnya, (2) terbuka atas kritik dan saran dari peserta didik dan sesama pembina, (3) fokus dalam membina, (4) selalu menarik dan menantang dalam membina, dan (5) senantiasa mengevaluasi diri untuk kemajuan berikutnya.

Sekali membina tetaplah membina dengan tanggung jawab yang maksimal. Kebahagiaannya terletak pada rasa senang adik didiknya saat berlatih. Dia senantiasa berpikir positif agar peserta didiknya juga brrpikir positif. #pusdiklatnas #kakyatno

Rabu, 04 April 2018

Kejayaan Pramuka

Puncak kejayaan masih jauh
Banyak rintangan yang harus ditempuh
Jalan yang terjal kan buatmu jatuh
Bangunlah taklukan dan tetap tangguh

Majulah dan terus maju
Dengan kompas kecilmu
Ialah buku yang terus menemanimu

Singkapkan rahasia rahasia dunia
Dengan membaca oh pramuka
Tabah, tangguh, terampil tribuana tungga dewi
B'ri kejayaan pramuka penegak indonesia

Selasa, 03 April 2018

PRAMUKA ITU YA PASTI SANTUN

Jika Trisatya dan Dasadarma diterapkan dalam perilaku sehari-hari secara tulus dan tetap, tentu kesantunan diri seorang pramuka akan menjadi kenyataan. Itulah pramuka sejati yang senantiasa bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,  bersikap manusiawi terhadap sesama, dan cinta lingkungan. Dampaknya, masyarakat akan damai karena berpeduli sesama dan bertoleransi tinggi. Dengan begitu, Indonesia akan menjadi bangsa dan negara yang beradab karena warganya penuh kesantunan.

Tugas pembina menjadi sebuah keharusan dalam menerapkan dan membiasakan berperilaku Trisatya dan Dasadarma. Pendidikan kepramukaan yang demikian itu merupakan investasi masa depan. Manusia yang beradab adalah idaman pendidikan kepramukaan. Pembina harus tekun menerapkan Trisatya dan Dasadarma. Dia tulus bersama adik didiknya dalam menjalani satya dan darma.

Saat ini, banyak orang yang saling tuding, gemar mencela, menuduh tanpa bukti, mencerca, mengejek, menghujat, dan menyerang orang lain tanpa ampun. Mereka suka dengan perundungan (bulying). Seakan, manusia lain tidak ada harganya dibandingkan dengan diri yang mencela. Itulah tantangan para pembina untuk mengajak adiknya bersikap santun.

Kepramukaan tidak mengajari perundungan. Kepramukaan menolak hifup dengan penuh tudingan, celaan, hinaan, atau yang lainnya. Kepramukaan mengajarkan diri untuk satya dan darma pramuka. Untuk itu, pembina dan pelatih harus menjaga rel kepramukaan dalam kondisi apapun.

Adik pramuka itu manusia mssa depan yang harus dijaga sikap kepramukaannya. Pembina dan pelatih harus tangguh menjaganya. Yakinlah bahwa kelak akan muncul kehidupan yang beradab dalam bangsa dan negara Indonesia. Syaratnya, kapan pun, di mana pun, sosok pramuka senantiasa santun. Pramuka itu ya pasti santun. Selamat membina. #pusdiklatnas. #kakyatno

Minggu, 01 April 2018

KEUNTUNGAN BERKEMAH BAGI TUBUH

Apa untungnya berkemah? Banyak orang yang bertanya tentang untungnya berkemah. Mereka berpikiran negatif bahwa berkemah itu hanya pindah tidur dan menyengsarakan diri. Berkemah itu membuang-buang waktu. Bukan. Itu pernyataan menyimpang.

Berkemah justru menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Berikut keuntungan berkemah itu.
1. Otak Terbuka
Otak kita akan semakin terbuka akan hal baru dan sesuatu yang sebelumnya belum diketahui. Otak akan terlatih dengan kondisi yang tidak seperti biasanya.
2. Oksigen Melimpah
Saat berkemah di hutan atau lembah, kita akan mendapatkan pasokan oksigen yang bersih dan melimpah. Oksigen itu akan mengembalikan kebugaran diri.
3. Jiwa Sosial Meningkat
Dengan berkemah bersama, jiwa sosial meningkat tajam karena saling membutuhkan dan berbagi kepada sesama. Kepedulian meningkat sehingga mempertajam kecerdasan sosial kita.
4. Uji Kemandirian Terpenuhi
Kemandirian diri teruji secara nyata dengan praktik ke kamar mandi sambil membawa perlengkapan mandi, antre, berjalan jauh untuk mengambil air, melipat alas tidur, dan seterusnya.
5. Spritual Meningkat
Kita semakin yakin akan kebesaran Tuhan. Alam begitu indah dan bermacam jenis. Alam itu unik. Ibadah dalam suasana keheningan alam. Spiritual meningkat karena memperlancar refleksi diri.

Berkemah dalam kepramukaan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Perkemahan itu memadukan unsur metode kepramukaan, yakni pemaduan alam terbuka, belajar sambil melakukan, menarik dan menantang, berkelompok, dan seterusnya. Oleh karena itu, berkemah sangat menguntungkan bagi pelaksanaan pendidikan kepramukaan. Selamat berlatih. #pusdiklatnas

Kamis, 29 Maret 2018

Inovasi atau Berhenti


Jangan-jangan peserta didik ikut berlatih kepramukaan karena terpaksa akibat ketakutan pada aturan sekolah atau gudep. Jangan-jangan mereka tidak menyukai pembinanya. Mereka menggunakan kepura-puraan untuk menyamankan situasi. Bisa jadi, merreka menganggap pembinanya statis, menjenuhkan, menakutkan, kuno, dan membuat situasi hambar. Jangan-jangan memang seperti itu. Kadang pembina tidak sadar akan kondisi seperti itu.

Marilah kita tengok bidang lain. Kodak tidak sadar jika orang sudah tidak perlu cetak foto lagi. Akhirnya Kodak terjungkal. Nokia tidak peduli dengan Google (pada waktu masih embrio) karena merasa sudah besar. Akibatnya Nokia berada pada penyesalan. Banyak lagi yang lain.

Banyak pula pembina yang ditinggalkan peserta didiknya akibat berpikiran statis dan melihat kebesaran dirinya saat yang lalu.

Agar pembina tidak terjatuh tentu diperlukan keberanian melangkah ke hal yang kekinian. Syarat kekinian adalah inovasi membina. Inovasi membina ditandai oleh 5M. Menciptakan. Menggantikan. Menyederhanakan. Menggabungkan. Miningkatkan. Itulah resep buat pembina agar disukai peserta didiknya. Yang penting pembina tidak keluar dari prinsip dasar kepramukaan dan fundamental kepramukaan.

Banyak yang mengatakan bahwa berinovasi itu sangat susah. Padahal tidak susah berinovasi itu. Cukup keberanian mencoba. Sadar diri atas perubahan. Berkomunikasilah dengan sesama. Beranilah berbuat demi peserta didik. Selamat membina #pusdiklatnas

Kamis, 08 Februari 2018

Ini Biografi singkat P. Diponegoro hafizallah


-------
Duka Sang DIPA Sedalam Cintanya pada NEGARA
_______________
@salimafillah

(dimuat dalam buku 'DUKA SEDALAM CINTA', Kumpulan Puisi Helvy Tiana Rosa)

kau lahir disambut firasat kakek buyutmu yang pejuang
duhai jabang, kau akan menghadiahkan kerusakan pada kuasa rambut-rambut pirang
dua kali lipat dari sembilan tahunku berperang...

maka nenek buyutmu, sang nusaibah dari bima merengkuhmu ke lengannya yang terampil
merentang gandewa dia timang engkau dengan doa
dia senandungkan untukmu ayat jihadnya
dia dendangkan tembang kepahlawanan wangsa mataram
dari sultan agung hingga mangkubumi yang didampinginya gerilya
kala hamil hingga melahirkan kakekmu di lereng sindara...

mujahidah shalihah ratu ageng membawamu ke tegalreja
keluar dari kasak-kusuk hiruk-pikuk berebut busuk
menghindar dari mewah-megah foya andrawina
menjauh dari keraton yang berubah di bawah sultan kedua
lalu bertani dan mengaji bersama rakyat dan santri...

o, bagaimana dukamu menyaksikan eyang sultan dan ayahmu putra mahkota diadu domba
o, bagaimana cintamu pada keduanya telah melipatkan sungkawa
o, bagaimana nestapa kau saksikan daendels mengacak tata dan mengacau nayaka
o, bagaimana pedih perih melihat yogyakarta bedah
sementara gillespie dan laskar bengali menjarah
di bawah arahan raffles yang berkacak pongah
juga khianat tan jing sing yang menuba darah...

selarong, gua hira tanah jawa
kahfi sriti, jabal tsurnya nusantara
hutan-hutan yang sunyi dan singup telah kausemarakkan sejak tegalreja dibakar
dengan berdirimu di malam, sujudmu yang dalam
lalu kyai maja membacakan ikrar bai'at bersama berribu 'ulama dan santri-santri taat
bersetia membangun luhurnya Islam dengan jihad...

kau ingkang sinuhun kangjeng sultan abdul hamid...
kau herucakra kabirul mukminin khalifatu rasulillah...
kau sayidin ratu paneteg panatagama...

dukamu cintamu menyatu meledak bersama kepul debu kyai gentayu
ketika tali kekang kau ikat ke pinggang bersama turkiya arkiya bulkiya kudamu menerjang
dan jubah putih yang menzamrudkan surban hijau mengafani dua ratus ribu nyawa...

bangkrutlah batavia, tewas lima belas ribu serdadunya, amsterdam dicekau galau, dan tanpa kautahu belgiapun merdeka...

dukamu cintamu menyatu meledak bersama kepul debu kyai gentayu
bahkan ketika kepungan musuh kian rapat
medan yang membentang dari banyumas hingga malang dengan 200 benteng disekat-sekat
dan para senapati pahlawanmu satu-persatu gugur atau layu
kau masih seberangi praga dan bagawanta
berkelana dalam kejaran sepuluh kesatuan raksasa
dicekik malaria hanya ditemani dua panakawan setia
mengunyah akar-akaran dan menjolok buah masam...

duhai hijrah, apa yang dulu kautinggalkan untuk memilih jalan ini
sebuah puri dengan ratusan pelayan dan 70 pekatik pengurus kuda-kuda
taman dan perbendaharaan juga tanah jabatan dengan kawula setia mencinta
sawah-sawah yang menghasilkan ribuan pikul beras sekali panen
kereta mandrajuwala yang membuat semua pangeran lain melirik cemburu
dan tentu, takhta yang berulangkali ditawarkan ayahmu...

duhai pangeran dengan duka sedalam cinta
tahukah kau kala para durjana merancang tipu daya nista
sementara kau memasrahkan diri pada takdir
telah lima tahun dan jangan lagi ada darah mengalir
sebab kau tata ulang niat dalam goda yang hampir...

jenderal justa itu bisa saja kaubunuh, tapi kemuliaan sebagai mukmin mencegahmu rusuh...

jalanmu kian merentang setelah kereta tahanan berguncang antara magelang dan semarang
empat puluh hari dari batavia kau arungi lautan sepi
di manado, sunyi penjara membuat rambut jatuh terdengar nyaring
duhai siksaan, ketika hati merindu makkah, tapi seluruh jiwa dihempas ke tanah
dan hati ditabiri dari ukhuwah seperjuangan serta kasih handai taulan...

di situ kautuliskan babadmu berhalaman seribu
di antara tembok berlumut dan lantai batu
jeruji berkarat dan debu-debu maka kian hari bagi penjajah
namamu hanya berarti satu kata, "bahaya" sudah
duka sedalam cintamu akhirnya dilarak ke ujung pandang
tempat kau ibadahi Rabbmu hingga sang yaqin datang...

inilah salam doa kami duhai jiwa yang tenang

kembalilah kepada Pencipta dalam ridha nan disayang
semoga Dia sambut engkau lembut bersiponggang
duhai dipa yang dulu berduka, di sini hanya ada cinta
masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu, masuklah ke dalam surgaKu...

____________________
(Semarang, 162 tahun setelah berakhirnya Duka Sedalam Cinta Dipanegara)

https://www.instagram.com/p/BT2_zFdlRI0/

Senin, 15 Januari 2018

Selamat Mondok Nak....!

*UNTUK ANAKKU*

Demi Allah, bukan Kami benci hingga membuangmu jauh ke pesantren. Bukan kami tak cinta wahai anak kesayanganku. Kami bahagia melihat tangismu hari ini saat kami tinggal pulang. Kelak suatu saat kau kan merindukan tangis perpisahan itu.

Selamat berjuang, Nak !
Nanti juga kau kan paham mengapa kami titipkan engkau di pesantren. Maafkan kami tidak bisa seperti orang tua lain. Memberimu segudang fasilitas dan kemewahan. Maafkan kami hanya bisa memberikanmu fasilitas akhirat.

Jadilah pembela Bapak dan Ibu di hari pengadilan Alloh kelak. Dengan menjadi santri  kami harap engkaulah yang mengimami sholat jenazah kami nanti, menggotong keranda kami, memandikan diri kami, membungkus kain kafan kami, mengadzani kami di kubur tuk terakhir kali. Tak perlu kami memanggil ustadz-ustadz untuk mendoakan. Untuk apa ?

Bukankah nanti saat kami berbaring di ruang tengah dengan kaku. Ada  anak2ku  di samping kepalaku. Ada lantunan _Tabarok_ adikmu disamping badan kami. Itulah hari terbahagia kami nanti menjadi orang tua, Nak.  Jenazah kami teriring do'a anak-anak kami sendiri.

Bukankah junjungan kita Baginda Nabi  pernah berkata, saat kita semua mati semua amal akan terputus kecuali tiga perkara. Do'amu lah salah satunya.

_Laa takhof wa laa tahzan_, Nak.
Di pesantren  sangat mengasyikkan. Temanmu teramat banyak seperti keluarga sendiri. Pengalamanmu akan luas. Jiwamu kan tegar. Kesabaranmu kan gigih. Kami hanya ingin kau bisa mendoakan kami sepanjang waktumu. Menyayangi kami dihari tua kami nanti. Selayaknya kami sayangi engkau dihari kecilmu. Kami tak ingin nanti ketika jenazah kami belum dikuburkan. Namun kau dan adikmu sudah menghitung-hitung harta, hingga permusuhanpun terjadi.

Selamat berjuang , Nak ! Dengarkan ustadz dan semua gurumu, muliakan mereka. Seperti kau muliakan Bapak Ibumu. Beliau-beliau adalah pengganti Bapak Ibumu di rumah.

Selamat berproses, Nak ! Berbahagialah , Nak ! Tersenyumlah, Nak ! Kelak kau kan paham maksud Kami....

banyak pelajaran kehidupan yang hanya diperoleh di pesantren dan tidak  ada di jalur sekolah formal.

Ingat :
*MONDOK itu KEREN*

dan *lebih keren lagi, orang tua yang mengirimkan anaknya ke pondok*

Rabu, 03 Januari 2018

Semar

157665. Input 164885. Tone 1230